Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Tips/ Skema Rangkaian Tone Control Dengan Kontrol Balance Sederhana

Tone control merupakan sirkuit elektronik yang berberperan untuk mengatur frekuensi bunyi atau nada. Pengaturan nada dilakukan untuk menyesuaikan selera masing masing orang yang berbeda beda, atau faktor lain seperti kondisi lingkungan yang bias mempengaruhi kualitas suara.

Rangkaian ini bekerja dengan melewatkan atau meloloskan sinyal dengan frekuensi tertentu. Komponen utama yang bekerja merupakan Kapasitor.

Kapasitor memiliki sifat hambatan  apabila diberikan  frekuensi tertentu. Nilai hambatannya berbanding terbalik dengan besaran Frekuensinya. Artinya, hambatan ini akan besar apabila Frekuensinya kecil dan sebaliknya akan kecil apabila frekuensinya besar. Fenomena ini disebut juga Reaktansi Kapasitif.

Tone Control Kit

Dalam tone control, beberapa nada yang bias diatur diantaranya merupakan :

  • Volume, yaitu mengatur besar kecilnya  amplitudo dari sinyal input keseluruhan.
  • Bass, yaitu mengatur nada rendah dari audio pada rentang frekuensi antara  20Hz hingga 500Hz.
  • Treble, yaitu mengatur nada tinggi dari audio pada rentang frekuensi diatas 10KHz hingga 20KHz.
  • Midle, yaitu pengatur nada menengah pada rentang frekuensi antara 1KHz hingga 5KHz.
  • Balance, yaitu mengatur keseimbangan  nada pada R (Right) dan L (Left).
  • Echo, megatur efek gema pada nada input.

Tone control dengan pengatur Balance 

Kontrol balance (Keseimbangan) digunakan ketika Anda menggunakan amplifier dengan sistem Stereo. Dengan sistem ini maka terdapat satu pasang rangkaian power amplifier dan tone control intuk mengatur nada pada Input R dan L. 

Pada sistem Stereo, Suara yang dihasilkan pada Speaker Kanan (R) dan Kiri (L) memiliki Frekuensi yang berbeda. Hal ini bertujuan agar kualitas suara yang dihasilkan terlihat natural dan memiliki kesan suara lebih nyata. Contoh dari penerapan speaker Stereo merupakan di bioskop atau teather pertujukan. 

Dengan control Balance, Speaker dapat diatur agar lebih dominan. Misalkan mengatur speaker Kanan (R)  lebih dominan karena outputnya merupakan Suara Vokal manusia yang ingin ditonjolkan, alih-alih speaker Kiri (L) yang outputnya merupakan musik. 

Skematik Rangkaian 

Skema Rangkaian Tone Control  Dengan Kontrol Balance Sederhana
Skematik Rangkaian

Skema rangkaian diatas merupakan Tone Control dengan sistem Stereo. Artinya setiap rangkaian amplifier R dan L di control input nadanya  menggunakan rangkaian yang sama. Potensiometer yang digunakan merupakan model Stereo yang memiliki 6 pin.