Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Tips/Apa Itu ADC (Analog to Digital Converter )? Berikut Pengertian dan Konsepnya

Apa itu ADC ? ADC merupakan sebuah metode untuk mengganti sinyal digital Analog menjadi sinyal digital. Berperan ADC menjadi hal wajib untuk sebuah mikrokontroller untuk merancang produk elektronik.

Mengapa ADC sangat penting ? Perlu kita tahu bahwa kita ini hidup di dunia analog. Sementara komputer atau mikrokontroller kita hanya mengenali dan memproses data digital. Sinyal analog dari alam perlu di konversi dulu menjadi digital agar dapat di proses oleh Processor.

Artikel kali ini akan mengupas tentang Pengertian ADC, Konsep dasar ADC, Metode konversi sinyalnya serta aplikasi dan Penerapannya.

Pengertian ADC

Seperti namanya, ADC berarti menkonversi sinyal analog menjadi sinyal digital. Sebelum  memahami ADC lebih lanjut, perlu dipahami pengertian sinyal,  analog dan digital tersebut.

  • Sinyal merupakan sekumpulan nilai yang merepresentasikan keadaan dari sebuah variabel fisik. Variabel ini dapat diamati atau diukur seperti arus listik, elektromagnetik, suhu, dll. 
  • Data merupakan Informasi yang didapat melalui pengamatan, pengukuran maupun perhitungan yang faktual dan apa adaya.
  • Sinyal Analog merupakan sinyal yang memiliki variabel fisik yang berubah secara kontinyu
  • Sinyal Digital merupakan sinyal yang memiliki variabel fisik yang nilainya berubah secara diskrit dan tidak kontinyu.

Sinyal Analog & Digital 

Dengan uraian seperti diatas, memahami ADC akan lebih mudah. ADC merupakan metode mengkonversi sinyal analog menjadi sinyal digital. 

Sinyal analog biasanya didapat dari  sensor yang mengganti varabel fisik menjadi sinyal listrik, atau antena yang menerima informasi berupa gelombang elektromagnetik.

Konsep Dasar ADC

Seperti yang telah disinggung sebelumnya, bahwa kita hidup di dunia analog. Dengan kata lain bahwa, semua variabel fisik di sekritar kita merupakan sinyal-sinyal analog. 

Misalnya saja pergerakan matahari dan bulan, musik yang kita dengar, perubahan panas dan dingin, tingkat kelembapan dan tekanan dll. 

Variabel tersebut diamati dan diukur oleh sensor dan menggantinya menjadi sinyal-sinyal listrik. sinyal ini  nilainya tidak pasti, alias dapat terukur pada range mana saja dibawah nilai maksimal sensornya.

Disisi lain, teknologi komputer mengolah informasi berupa sinyal-sinyal digital. Sinyal digital memiliki nilai yang pasti yaitu 0 dan 1 atau High dan Low. Maka, sinyal listrik dari sensor terlebih dulu harus diubah menjadi sinyal digital, agar dapat diolah oleh komputer.

Komputer atau perangkat kita memanfaatkan ADC untuk berinteraksi dengan dunia analog. Contohnya merupakan musik yang Anda dengarkan di Smartphone Anda merupakan hasil pengolahan sinyal analog dari penyanyi asli  yang dikonversi menjadi kode digital dalam format audio. 

Selanjutnya format audio digital  ini disimpan dalam memori, dan dapat dikonversi kembali menjadi sinyal analog yang Anda dengarkan pada Speaker Hp kapan saja dan dimana saja.  

Pengolahan sinyal analog menjadi sinyal digital memalui beberapa tahapan. Proses yang terjadi dalam ADC merupakan :

1. Sampling 

Sampling atau disebut juga pencuplikan merupakan proses mengambil sebuah nilai pasti (diskrit) pada sebuah data kontinyu dalam sebuah titik tertentu dengan perioda yang tetap.  Sampling mengambil sampel dari sinyal analog pada titik tertentu secara beraturan. 

Harry Nyquist dari Bell Laboratory mempelajari proses sampling dan membuat kriteria frekuensi sampling yang dikenal sebagai Teorema Nyquist atau Nyquist Sampling Rate. Dengan kriteria ini ditetapkan bahwa frekuensi sampling minimal merupakan dua kali frekuensi masukan. 

Proses Sampling
Misalnya saja sinyal masukan merupakan 20Hz, maka frekuensi sampling minimal merupakan 40Hz. Dengan nilai minimal ini sekurang-kurangnya dapat memperoleh nilai lembah dan puncak dari sinyal analog. 

Semakin besar nilai dari frekuensi sampling, maka representasi sinyal analog menjadi sinyal digital akan semakin akurat dan presisi.

2. Quantization

Quantization atau kuantisasi merupakan proses mengelompokkan data hasil sampling kedalam kelompok-kelompok data. Dalam matematika, kuantisasi merupakan proses pemetaan nilai input seperti nilai pembulatan. 

Setiap sistem digital memiliki jumlah bit dasar yang digunakan untuk merepresentasikan data. Bit merupakan unit dasar yang dinyatakan dengan 0 dan 1. Dalam kuantisasi, data sampling dikelompokkan berdasarkan jumlah bit yang digunakan pada sistemnya. 

Misalnya saja kuantisasi dalam sistem digital 2 bit. dengan 2 bit maka dapat diperoleh level kuantisasi sebanyak 4 level berbeda yaitu 00, 01,10, dan 11. Formula mencari level kuantisasi merupakan 2(2 pangkat n), dimana n merupakan jumlah bit. 

Sinyal kuantitasi dengan sistem 2 bit

Contoh lainnya merupakan kuantisasi dalam sistem digital 3bit maka level kuantisasinya merupakan 8 level, yaitu 000, 001, 010,011,100,101,110,dan 111.  Hasil ini didapat dari formula 2= 8 level. Hal yang sama berlaku untuk sistem 8bit, 10bit, 32bit dan 64bit. Formula ini juga bisa digunakan untuk menentukan Resolusi ADC.

3. Encoding

Encoding atau pengkodean merupakan proses mengganti besaran data sampling kedalam bentuk digital biner berdasarkan level kuantisasi. Misalkan data kuantisasi 2bit, maka urutan sinyal sampling merupakan satu dari empat level kuantisasi. 

Perhatikan gambar dibawah ini. Misalnya data sampling pertama dinamakan D1, data kedua D2 dst, maka jika D1 berada pada lebel kuantisasi 10 maka kode biner yang keluar merupakan 10, dan D2 yang berada pada kuantisasi 11 akan menghasilkan data 11. Data ini mengikuti nilai pembulatan dari kuantisasi . Hal yang sama berlaku untuk data sampling berikutnya. 

Data digital dari proses Encoding

Setelah Encoding, sinyal digital telah siap untuk diproses oleh processor sesuai dengan kebutuhannya. 

Tegangan Referensi dan Step Size

Tegangan Referensi merupakan nilai teganga yang digunakan sebagai acuan untuk membandingkan input dengan input ADC. Tegangan ini dihubungkan dengan resolusi ADC yang akan mempengaruhi step size.

Step Size merupakan perubahan nilai terkecil yang dapat dibaca oleh ADC. Akurasi dari step size ditetapkan dengan akurasi absolut kurang lebih 2LSB. Step size dihitung dengan formula : 

Step Size = (VRH-VRL)/2

dimana :

VRH = Tegangan referensi high ADC

VRL = Tegangan Referensi rendah ADC

b = jumlah bit dalam sistem digital

Waktu Konversi ADC

Waktuu konversi merupakan waktu yang digunakan oleh ADC untuk mengganti masukan analog menjadi keluaran digital biner. Waktu ini dipengaruhi oleh sumber clock yang digunakan, metode konversi dan teknologi yang digunakan dalam chip seperti MOS atau TTL. 

Semakin tinggi frekuensi clock, semakin cepat pula sebuah data di proses. Pada mikrokontroller Atmega32, dibutuhkan waktu konversi ADC 13 siklus clock. Artinya, untuk setiap data digital yang dikeluarkan, diperlukan 13 siklus sinyal . 


Aplikasi dan Penerapan ADC

  • Alat ukur dan Instrumentasi Digital
  • Perangkat Mobile Gaming
  • Perangkat Audio dan Video
  • Perangkat Telekomunikasi
  • Perangkat elektronik seperti AC dengan teknologi Inverter
  • Alat medis dan Pencitraan digital
  • Perangkat Robotik 
  • Beraneka macam Project Mikrokontroller berbasis sensor Analog